Senin, 25 Januari 2010

Memory


I remember the day,
I remember the time,


I remember the place,
and it was always on my mind.

I've caught butterfly in flight

Through twilights purple skies

Danced with beautiful wings

I gazed into your eyes

I've been intrigued by whispering angels

Frozen by the breath of the Divine

Made memory atop soft silver clouds

Built castles from the sands of time

Bathed in glistening moonlight

Transformed seasons into rainbows

Sparkle in your eyes

You have the smile of an angel

There are so many things,
My heart wants to say.

Suddenly I get this feeling
My mind draws a blank
My hands are slightly shaking
My heart begins to race
 
Memory….
 

I would want you to know
that you make my live is so colorful
you fill my soul with contentment
you brighten my dark skies

You fill my days
with stars and hopes.

More than words can ever say.

Memory..

Selasa, 12 Januari 2010

WHAT ABOUT OTHER PHILOSOPHY OF EDUCATION?


Filosofi pendidikan merupakan foundasi yang dibentuk untuk menjadi dasar dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan akan berjalan sesuai dengan dasar yang telah dipilih. Filosofi pendidikan seharusnya berpusat kepada Sang Pencipta. Menurut almarhum mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan bahwa filosofi pendidikan di Indonesia adalah yang terbaik di dunia. Mengapa bisa demikian? Karena filosofi pendidikan di Indonesia sudah berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Filosofi pendidikan di Indonesia sudah memiliki dasar yang sangat tepat. Dengan demikian ada filosofi pendidikan yang tidak berdasarkan kepada Tuhan.

Secara garis besar, filosofi pendidikan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu filosofi pendidikan yang berdasarkan kepada Tuhan (dipandang dari worldview kekristenan) dan filosofi pendidikan sekuler. Filosofi pendidikan Kristen merupakan sumber dari seluruh dimensi filsafat pendidikan yang hanya berpusat kepada Allah. Secara ideal, seharusnya tidak ada kompensasi terhadap pendidikan diluar daripada itu, yaitu pendidikan sekuler.

Pendidikan sekuler dapat diungkapkan sebagai pendidikan tanpa Allah (Godless education). Jika filosofi pendidikan Kristen berbasiskan pada kebenaran Firman Tuhan, maka pendidikan sekuler dibangun di atas paradigma ateistik maupun humanistik. Perbedaan konsep yang mutlak berbeda. Pendidikan Kristen dan humanis berasal dari titik awal yang sangat bertolak belakang. Antara kekekalan dan kesia-siaan, antara keselamatan dan kebinasaan, antara kebenaran dan kemunafikan.

Manusia pada umumnya tidak menyadari adanya limited yang dimiliki oleh sesosok pribadi yang mempunyai pemikiran-pemikiran brilian. Hal ini dapat dibuktikan dengan bayaknya filosofi pendidikan yang didasarkan pada hasil pemikiran tokoh-tokoh ternama dibidang filsafat. Saya akan membahas empat aliran filosofi pendidikan yang pada umumnya banyak diaplikasikan pada dunia pendidikan, yaitu perenialism, essentialism, progressivism, dan rekonstruktivsm.

Perenialism memiliki tujuan untuk menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Perenialism cenderung menekankan pengetahuannya kepada seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia. Aliran ini menganggap bahwa menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat dan kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan merupakan aspek yang sangat bernilai. Individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Jadi, fokusnya adalah pada perkembangan personal. Perenialism menempatkan seorang guru untuk bertugas hanya sebagai penology untuk membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi lebih aktif dan nyata. Perenialsm memposisikan para pemikir besar seperti Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas sebagai patokan dari sebuah kebenaran dalam dunia pendidikannya.

Filosofi yang kedua adalah essentialism. Filosofi ini memiliki tujuan akhir mengantarkan manusia ke dalam pikiran dan alam modern yang ditandai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep ini bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhannya dan kekuatannya sepanjang masa, yaitu teknologi. Berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai pola yang jelas. Konsentrasi pembelajarannya menitik beratkan pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik. Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak modernisasi. Nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas dari pendidikan itu sendiri. Essentialism mengambil dari pemikiran-pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dan George Santayana sebagai tokoh panutan.

Progressivism memiliki tujuan untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Pendidikan harus terpusat pada anak dan tidak memfokuskan pada guru atau materi yang akan diajarkan. Progressivism merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa itu sendiri. Memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata, serta tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit yag sudah ditetapkan. Dasar pemikiran seperti ini sempat diterapkan di Indonesia melalui kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Dengan kurikulum yang seperti ini diharapkan anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, psikomotor dan bersifat eksperimental. Para Pemikir Besar yang menjadi inspirasi dalam terciptanya progressivism adalah William James, John Dewey, dan Hans Vaihinger.

Aliran filosofi yang terakhir adalah rekonstruktivism. Filosofi ini berperan untuk mengadakan pembaharuan dan pembangunan masyarakat. Pengetahuan yang dibangunnya mengacu pada pembinaan daya inetelektual dan spiritual yang sehat agar keadaan masyarakat dapat diperbaiki, pendidikan dan siswa menjadi wahana penting untuk rekonstruksi. Filosofi rekonstruktivism memiliki padangan bahwa manusia berawal dari sosok yang sempurna yang semakin hari semakin rusak sehingga perlu diperbaiki dengan cara berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Kemajuan itu tergantung dari sains dan industri, agar orang mampu menyumbangkan jasanya dalam masyarakat kompetitif, kepercayaan bahwa hidup yang memadai sama dengan menghasilkan dan mengkonsumsikan barang dan jasa bagi masyarakat. Hal ini didukung oleh para pemikir besar seperti George F. Kneller, Caroline Pratt, George Count, dan Harold Rugg.

Keempat filosofi pendidikan di atas merupakan filosofi yang berpusat pada manusia dan bersifat sementara. Tetapi pendidikan Kristen memiliki tujuan yang riil serta tidak sebatas dalam kehidupan yang fana, namun bersifat kekal. Jerih payah para pendidik Kristen akan menghasilkan buah-buah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidikan Kristen tidak human centered namun God centered. Memposisikan Allah sebagai otoritas tertinggi dalam menjalankan proses mendidik. Bahkan seluruh kehidupan Tuhan Yesus sendiri merupakan pengajaran yang tidak ternilai sampai saat terakhir-Nya, karena justru dalam sengsara dan kematian-Nya Ia mengajar kita tentang satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia yang berdosa. Di atas bukit Golgota, sebagai seorang guru agung, Ia membentangkan segala pengajaran-Nya bukan hanya sebatas ilmu yang sia-sia dan sementara.

“Hidup penuh dengan pilihan,

sementara atau kekal”

FILSAFAT PENDIDIKAN KRISTEN


Manusia adalah ciptaan Allah yang tertinggi nilainya di banding dengan ciptaan Allah yang lain. Manusia dicipta oleh Pencipta dengan prinsip penciptaan ”sesuai peta dan teladan Allah” (imago Dei). Point krusial inilah yang langsung membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Manusia dicipta sebagai gambar Allah di dalam persekutuan atau relasi dengan Allah, sesama manusia dan sesama ciptaan. Namun, relasi ini rusak karena kejatuhan manusia di dalam dosa. Bukan hanya image of God yang menjadi korban dari dosa, tetapi juga relasi manusia yang menjadi rusak.

Hubungan dengan sesama manusia mulai ditumbuhi dengan rasa iri, dengki, kesombongan, dan keegoisan. Hubungan dengan Pencipta pun terputus. Manusia jatuh ke dalam dosa, keluar dari relasi, maka relasi itupun rusak. Imago Dei dan relasi yang ada dengan Allah merupakan relasi yang dirusak oleh dosa.

Pendidikan Kristen merupakan jalan yang Tuhan pilih untuk mengembalikan anak-anak-Nya kepada kehendak-Nya. Dalam relasinya sebagai "rekan sekerja" dengan keluarga dan gereja, sekolah mengemban tugas yang berat sebagai duta pendidikan Kristen. Namun, kita harus sadar bahwa ada hal-hal mendasar yang harus diketahui oleh pendidik Kristen tetang siapa yang dididik. Kejadian pasal tiga adalah salah satu bagian yang penting dalam Alkitab yang mengungkapkan siapa sebenarnya yang akan kita didik. Banyak hal disingkapkan di sini untuk pertama kalinya dalam Firman Allah. Dosa manusia pertama yang menyebabkan seluruh umat manusia terperosok ke dalam kebobrokan total (total depravity).

Pendidikan Kristen menyadari bahwa manusia putus hubungan dengan Allah adalah kematian manusia secara rohani. Alkitab mengatakan dengan jelas manusia bukan mencari Allah, tidak ada seorang pun yang mencari Allah (Rom. 3:10-12). Manusia melarikan diri dari Allah. Tatkala Allah mencari manusia, manusia bersembunyi, lari dari hadapan-Nya (Kej. 3:9-10). Allah yang benarlah yang mencari manusia. Yang dicari oleh manusia bukanlah Allah yang benar, karena manusia terbatas, tidak mungkin mengenal Allah yang benar.

Bagaimana cara memperbaiki relasi yang telah rusak ini? Melalui penebusan. Penebusan dosa manusia yang dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus di atas kayu salib adalah salah satu ajaran paling mendasar dari injil yang menjadi puncak dari essensi pendidikan Kristen. Injil berarti kabar gembira tentang keselamatan yang sudah datang oleh dan hanya lewat Tuhan kita Yesus Kristus. Kelahiran, penderitaan, kematian dan kebangkitanNya adalah satu kesatuan atas dasar seluruh iman pendidik Kristen dibangun.

Kasih dan kemurahan Allah menyebabkan Ia datang dan mencari manusia yang memiliki natur dosa. Kasih Allah terus menerus bekerja dalam hati manusia dan membuat mereka sadar dan yakin bahwa mereka berdosa. Kasih Allah menarik manusia kepadaNya. Kasih Allah senantiasa menyudutkan seseorang yang keras kepala dan memberontak sampai ia menyerah dan meninggalkan kehidupannya di dalam dosa dan kematian. Meskipun demikian, Allah telah memberikan kebebasan kepada semua manusia untuk memilih Dia dan hidup, atau menolak Nya dan mati.

Ketika Allah menciptakan manusia, Ia berkeinginan untuk memiliki suatu keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupa Allah sehingga Ia dapat bersekutu dan membagikan kasihNya kepada mereka. Tuhan adalah kudus. Ia tidak dapat membiarkan dosa. Dosa selalu memisahkan manusia dengan Tuhan. Walaupun manusia telah melanggar perintah Tuhan, Ia tetap mengasihi manusia ciptaan-Nya. Ia mempunyai rencana yang indah untuk manusia, yaitu dengan memberikan janji keselamatan kepadanya.